Jerawat tidak bisa diobati sembarangan. Setiap obat mungkin punya cara kerja yang berbeda untuk menghilangkan jerawat. Jenis obat yang Anda perlukan mungkin berbeda dengan yang dibutuhkan orang sebelah, karena jenis jerawat Anda dan dirinya mungkin juga berbeda. Namun, mana obat jerawat yang paling ampuh?
Pilihan obat jerawat medis nonresep di apotek
Obat jerawat medis yang dapat dibeli tanpa resep cocok untuk mengobati jenis jerawat ringan seperti komedo (whitehead dan blackhead) dan jerawat sedang. Obat jerawat nonresep rata-rata termasuk jenis topikal (obat oles) yang tersedia dalam bentuk krim, busa, sabun, gel, losion, atau salep.
Berikut adalah obat nonresep yang paling umum dipakai untuk mengobati jerawat:
Benzoil peroksida
Benzoil peroksida ampuh untuk Anda yang memiliki jerawat ringan hingga sedang. Jerawat yang merah meradang juga dapat diatasi dengan benzoil peroksida.
Benzoil peroksida menghilangkan jerawat dengan cara membunuh bakteri penyebab jerawat dan mencegah sel kulit mati untuk menyumbat pori-pori.
Obat yang mengandung benzoil peroksida tersedia dalam bentuk krim, lotion, sabun cuci muka, dan gel dalam konsentrasi 2,5-10 persen. Biasanya, efek obat akan memakan waktu paling cepat 4 minggu untuk memperlihatkan hasil paling optimalnya.
Meski cukup efektif untuk mengobati jerawat, perhatikan juga risiko efek samping dari penggunaan benzoil peroksida. Bahan kimia ini dapat membuat kulit kering kemerahan dan terasa panas, khususnya bagi pemilik kulit sensitif.
Hati-hati juga saat memakai obat yang mengandung benzoil peroksida, karena dapat menodai rambut dan pakaian.
Asam salisilat
Asam salisilat adalah obat jerawat yang paling umum. Masalah kulit yang kasar akibat komedo atau jerawat pasir yang berukuran kecil-kecil juga dapat diobati dengan asam salisilat. Asam salilisat dapat membantu mempercepat proses pembentukan sel kulit baru.
Selain itu, obat ini direkomendasikan untuk membersihkan pori-pori sehingga tidak tersumbat dan menyebabkan jerawat maupun komedo di kemudian hari. Bedanya dengan benzoyl peroxide, asam salisilat tidak memengaruhi produksi sebum dan tidak membunuh bakteri.
Asam salisilat tersedia dalam berbagai bentuk produk seperti lotion, krim, dan cairan pembersih wajah dengan konsentrasi antara 0,5-5 persen. Obat ini perlu digunakan rutin secara berkelanjutan agar tidak merangsang komedo dan jerawat muncul kembali.
Efek samping yang bisa terjadi dari penggunaan obat ini antara lain iritasi kulit seperti gatal-gatal, kulit merah dan kulit kering.
Efek samping lainnya yang dapat terjadi berupa reaksi alergi, seperti:
- Sulit bernapas, kulit kering dan terkelupas
- Pingsan
- Mata, muka, bibir, atau lidah bengkak
- Tenggorokan tebal
- Kulit panas
Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak sebaiknya konsultasi terlebih sebelum menggunakan obat yang mengandung asam salisilat.
Sulfur dan resorcinol
Pada beberapa obat jerawat, kandungan sulfur biasanya ditemukan bersama resorcinol. Keduanya memiliki cara kerja berbeda, yang jika digabungkan bisa efektif dalam mengobati jerawat.
Sulfur mengobati jerawat dengan cara mengurangi produksi minyak berlebih dan membersihkan pori-pori yang tersumbat. Sementara itu, resorcinol membantu mencegah timbulnya komedo di kemudian hari dengan cara menghilangkan sel-sel kulit mati.
Obat jerawat yang mengandung dua kombinasi zat ini biasanya terseda dalam bentuk krim, losion, sabun, sampo, cairan, atau jel dengan takaran dosis 2% sulfur dan 5-8% resorcinol.
Penting dipahami bahwa pnggunaan sulfur dan resorcinol dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi kulit, terutama jika kulit Anda sensitif. Efek samping iritasi biasanya dapat mereda seiring proses tubuh Anda menyesuaikan diri dengan obatnya.
Namun, jika iritasi kulit terus berlanjut dan sampai mengganggu atau bertambah parah menjadi makin kering, kemerahan dan mengelupas setelah beberapa hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter lebih lanjut.
Daftar obat jerawat oles (topikal) yang biasa diresepkan dokter
Jika jerawat Anda tidak kunjung sembuh atau bahkan memburukk setelah menggunakan obat nonresep, ini tandanya masalah kulit Anda perlu penanganan khusus dari dokter kulit (dermatologis). Jerawat taraf parah, seperti nodul atau jerawat batu (jerawat kistik), juga biasa membutuhkan obat khusus dari dokter.
Untuk kasus jerawat parah, obat yang diberikan dokter rata-rata berbentuk oles dalam dosis lebih kuat atau bisa juga obat minum (oral).
Berikut ini adalah beberapa obat jerawat yang biasanya diresepkan oleh dokter kulit.
Tretinoin
Tretinoin adalah turunan dari asam retinoat atau vitamin A. Tretinoin sampai saat ini masih populer diresepkan dokter kulit di Indonesia sebagai obat pilihan utama dokter kulit untuk menangani jerawat dan bekas jerawat.
Tretinoin umum diresepkan dengan konsentrasi 0,025 persen. Tretinoin bekerja menghilangkan jerawat dengan membuka pori-pori yang tersumbat oleh kotoran atau bakteri. Di saat yang bersamaan, obat ini juga merangsang pengelupasan sel kulit mati untuk digantikan dengan sel kulit baru yang sehat.
Namun, perlu dipahami bahwa dalam beberapa minggu pertama setelah menggunakan tretinoin, jerawat Anda mungkin terlihat lebih buruk. Ini adalah reaksi normal yang disebut purging untuk membersihkan “tunas-tunas” jerawat yang masih di dalam. Biasanya, efek obat akan terlihat paling cepat 8-12 minggu setelah pemakaian rutin.
Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan tretinoin, antara lain:
- Rasa panas, hangat, menusuk-nusuk
- Kesemutan
- Gatal-gatal
- Kemerahan
- Bengkak
- Kulit kering
- Kulit terkelupas
- Iritasi, atau warna kulit berubah
Sebelum Anda menggunakan tretinoin, beri tahu dokter apabila Anda memiliki eksim. Obat ini dapat membuat kulit Anda jadi lebih sensitif jika terpapar matahari. Maka, penggunaan obat tretinoin sangat disarankan untuk dilakukan di malam hari.
Selain itu, pemakaian tretinoin pada beberapa kasus dapat menimbulkan reaksi alergi berupa gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu, termasuk vitamin A dan segala turunan dari vitamin A.
Antibiotik topikal
Antibiotik topikal adalah jenis obat yang dioleskan langsung pada jerawat. Antibiotk bekerja membunuh bakteri yang menyebabkan jerawat dan menghentikan peradangan kulit.
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik topikal untuk menghindari beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi antibiotik oral.
Antibiotik topikal yang paling umum digunakan untuk pengobatan jerawat adalah eritromisin, yang merupakan antibiotik makrolid, dan clindamycin, yang merupakan turunan lincosamide. Antibiotik topikal clindamycin yang digunakan bersama benzoil peroksida dapat mengurangi risiko kejadian resistensi bakteri.
Meski begitu, antibiotik topikal biasanya butuh waktu kerja lebih lama untuk menghilangkan jerawat daripada obat yang dimininum.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan antibiotik topikal di antaranya iritasi atau alergi.
Vitamin A
American Academy of Dermatology (AAD) menganjurkan retinol (retinoid) topikal untuk membantu mengobati dan mencegah jenis jerawat yang meradang.
Retinol merupakan produk turunan dari vitamin A yang mengandung antioksidan untuk melawan radikal bebas penyebab kerusakan sel.
Retinol dapat membantu mengobati jerawat dengan mengurangi peradangan, meningkatkan pertumbuhan sel kulit baru, dan mengurangi produksi sebum atau minyak berlebih. Lebih lanjut, penggunaan rutin dari retinol dapat membantu menghaluskan kulit dan meratakan warna kulit.
Meski begitu, perlu dipahami bahwa obat jerawat yang mengandung retinoid dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi kulit kemerahan, dan bahkan mengelupas. Maka dari itu, penggunaan retinoid sangat dianjurkan secara bertahap.
Jangan lupa gunakan tabir surya setelahnya karena retinol dapat membuat kulit sensitif terhadap paparan sinar matahari.
Asam azelaic
Asam azelaic diresepkan untuk mengobati jerawat ringan hingga sedang, serta rosacea. Asam azelaic juga dapat ditemukan di beberapa obat jerawat OTC, tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah.
Asam azelaic membantu membersihkan pori-pori, dan meredakan jerawat yang disebabkan bakteri.
Bentuk kesediaan obat dengan asam azelaic adalah gel, lotion, dan krim.
Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan asam azelaic antara lain:
- Gatal
- Terbakar
- Kemerahan
- Kulit kering atau terkelupas
Daftar obat jerawat minum (oral) yang diresepkan resep dokter
Apabila perawatan topikal tidak juga membuat jerawat Anda sembuh, atau jika jerawat Anda cukup parah atau menyebar, dokter bisa meresepkan obat-obatan oral.
Dalam beberapa kasus jerawat, obat-obatan oral hanya dikonsumsi dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian Anda akan diresepkan dengan obat-obatan topikal.
Berikut ini adalah beragam obat jerawat oral yang biasa diresepkan oleh dokter.
Antibiotik oral
Antibiotik oral telah digunakan untuk mengobati jerawat selama bertahun-tahun. Antibiotik oral biasanya digunakan untuk mengobati jerawat sedang hingga berat, atau jerawat persisten.
Seperti antibiotik topikal, antibiotik oral bekerja dengan mengurangi bakteri penyebab jerawat. Antibiotik oral juga membantu mengurangi peradangan pada kulit.
Antibiotik oral paling efektif membunuh jerawat ketika digunakan bersama dengan obat jerawat topikal, seperti retinoid topikal, benzoil peroksida, atau pengobatan topikal lain.
Seringkali pengobatan antibiotik oral dimulai dari dosis tinggi dan kemudian berpindah ke dosis yang lebih rendah seiring membaiknya jerawat.
Antibiotik oral yang paling umum diresepkan untuk perawatan jerawat adalah:
- Eritromisin
- Tetrasiklin
- Minocycline
- Doksisiklin
Isotretinoin
Isotretinoin diresepkan untuk mengobati jerawat yang parah dan jerawat yang sudah tidak merespons pengobatan lainnya, hingga menyebabkan wajah memerah dan nyeri akibat kondisi kulit yang meradang.
Obat ini sangat efektif untuk mengusir jerawat. Tak hanya itu, isotretinoin juga berguna mengurangi jumlah minyak pada wajah yang dihasilkan.
Sebelum menggunakan obat ini disarankan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu karena efek samping yang terjadi dapat berupa kolitis ulserativa atau penyakit autoimun pada usus, depresi hingga menimbulkan keinginan bunuh diri, dan cacat lahir jika digunakan oleh ibu hamil.
Efek samping lain yang bisa ditimbulkan, seperti:
- Alergi
- Gatal-gatal
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan di wajah, bibir, lidah dan tenggorokan.
- Merasa lemah dan mati rasa
- Kejang-kejang
- Munculnya masalah pendengaran
- Diare
- Demam, dan lain sebagainya
Pil KB
Hormon dalam pil KB dapat membantu mengurangi jerawat karena pil KB dapat mengurangi sirkulasi hormon androgen, yang mengurangi produksi sebum.
Pil KB yang digunakan untuk mengobati jerawat harus mengandung estrogen dan progestin agar efektif melawan jerawat.
Jika Anda diresepkan pil KB untuk mengobati jerawat, Anda harus mengetahui efek samping pil tersebut. Efek samping dari pil KB dapat meliputi:
- Mual
- Muntah
- Keram perut
- Kembung
- Pertambahan berat badan
- Penurunan berat badan
- Perubahan siklus menstruasi
- Sakit kepala
- Nyeri payudara
- Pusing
- Pingsan
Aldactone
Aldactone (spironolactone) adalah obat jerawat lain yang hanya diresepkan khusus untuk wanita dewasa saja.
Ini obat jerawat yang diresepkan dalam keadaan tertentu saja untuk merawat fluktuasi hormon yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat.
Aldactone tidak terlalu umum digunakan, dan bukan pilihan pengobatan jerawat lini pertama.
Tetapi bagi beberapa wanita, aldactone sangat membantu mengobati jerawat yang tidak sembuh-sembuh.
Aldactone juga dapat menimbulkan efek samping, seperti
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Nyeri payudara
Efek samping lainnya yang mungkin dirasakan, antara lain:
- Haus atau mulut kering
- Kram perut, muntah, dan / atau diare
- Sakit kepala
- Pusing
- Tingkat kalium darah meningkat
- Tekanan darah rendah
Penting untuk mengetahui setiap jenis obat yang ada dan berkonsultasi ke dokter kulit agar Anda bisa menemukan yang terbaik untuk diri sendiri. Pemilihan obat jerawat yang tepat dapat membantu menghilangkan jerawat dengan cepat dan total, minim risiko efek samping, serta mencegah jerawat timbul kembali di masa depan.